* Pengertian Kalimat Efektif
maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar.
* Ciri-ciri Kalimat Efektif
Kesatuan Gagasan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya
satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Sebuah kalimat harus memiliki subyek,
predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan)
yang saling mendukung serta
membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada
satu maksud
penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh
pembicara/pendengar.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan
dibantu oleh bank yang memberikan kredit.
(terdapat subjek ganda dalam satu
kalimat).
A. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya
arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam
hal ini juga menuntut adanya
pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan
penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula
pemakaian tanda
baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya
lemah dari segi logika berbahasa.contoh kalimat yang lemah dari segi logika
berbahasa berikut ini.
Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami
persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah
Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar
B. Kepaduan (Koherensi)
Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya
hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk
pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis
(S-P-O-Pel-Ket).
Contoh kalimat yang tidak koheren:
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat
izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)
Contoh kalimat yang unsurnya koheren:
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin
mengemudi.
C. Ketepatan
Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian
atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta
pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang
berperan dalam
pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting.
Tanpa
kata, kalimat tidak akan ada. Perhatikan contoh di berikut ini.
Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor
ketepatan:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang.
(salah dalam pemakaian kata hingga)
Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
Jenis
Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut
jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang
tunggal maka
dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu
P(predikat) di dalam kalimat tunggal.
Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P
adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun
O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam
kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu
dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi
itu dihadirkan.
Contoh :
Kami
mahasiswa Indonesia.
Jawaban
anak pintar itu sangat tepat.
Mobil
orang kaya itu ada delapan.
KALIMAT TURUNAN
Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat
tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk.
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal.
contoh : Kami mahasiswa Indonesia.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Mobil orang kaya itu ada delapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar