welcome to my blog

welcome

welcome

Minggu, 10 November 2013

Alinea

Alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Syarat Paragraf

1) Kesatuan paragraf
    Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya
membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat
yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih
dari satu ide atau masalah.

2) Kepaduan paragraf
    Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu,
cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan.
Selengkapnya mengenai syarat paragraf.

enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi.

     Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti
sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

1) Metode Definisi
     Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah
tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi
konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi,
kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu

2) Metode Proses
     Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses.
Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda
satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3) Metode Contoh
     Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4) Metode Sebab-Akibat
     Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil
di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

5) Metode Umum-Khusus
     Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah
yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative
lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

6) Metode Klasifikasi
     Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi
sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan,
lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau
dipertentangkan satu sama lainnya.


A. Paragraf Deduktif
     Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

B. Paragraf Induktif
kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya:
" Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.

C. Paragraf Deduktif-Induktif
     Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

Contoh:
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
     Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:

1) Paragraf Pembuka

     Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

     Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang
peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk
yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis
paragraf pembuka,yaitu:

1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.

Kalimat Efktif Turunan

* Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga
maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar.

* Ciri-ciri Kalimat Efektif

Kesatuan Gagasan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan)
yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada
satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar.

 Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:


Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit.
(terdapat subjek ganda dalam satu kalimat).

A. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam
hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda
baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa.contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.

Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah
Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar

B. Kepaduan (Koherensi)

Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis 
(S-P-O-Pel-Ket).

Contoh kalimat yang tidak koheren:

Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)

Contoh kalimat yang unsurnya koheren:
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

C. Ketepatan

Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang
berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting.
Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Perhatikan contoh di berikut ini.

Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:

Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga)
Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.

Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka
dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal.
Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi
itu dihadirkan.

Contoh :

Kami mahasiswa Indonesia.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Mobil orang kaya itu ada delapan.

KALIMAT  TURUNAN

Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat
tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk.

Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. 
contoh : Kami mahasiswa Indonesia.
        Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
        Mobil orang kaya itu ada delapan.

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal.
contoh :   Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
                   S                                P1                           O1
               harus menjunjung tinggi etika profesi .
                  P2                               O2

Minggu, 27 Oktober 2013

definisi kalimat efektif dan contoh kalimat efektif

tugas bahasa indonesia

Kalimat Efektif

adalah kesatuan yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

Beberapa syarat pada kalimat efektif :
  • Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
  • Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek- verbal-pasien.
  • Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada / tentang.
  • kesepadanan dan kesatuan;
    b. kesejajaran bentuk;
    c. penekanan;
    d. kehematan dalam mempergunakan kata;
    e. kevariasian dalam struktur
rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD).

ciri-ciri kalimat efektif :
  1. Kesepadanan
kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan.
contoh : roy (S) pergi (P) ke puskesmas (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Banu pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif).

2. Ketelitian dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif).

3.Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh:
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif).

beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Senin, 21 Oktober 2013

Tugas Grafik Komputer Dan Pengolahan Citra 3KA33

Membuat Garis dengan Library OpenGL

TUGAS GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA
MEMBUAT GARIS DENGAN OPENGL

Sabtu, 05 Oktober 2013

Pentingnya Berbahasa Yang Baik Dan Benar Dalam Sistem Informasi

     Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.Penggunaan bahasa itu sendiri berbeda pada setiap masyarakat dan memiliki aturan yang berbeda pula pada masing-masing pemakaian bahasanya. Sebagai rakyat Indonesia, sudah menjadi kewajiban dan sudah menjadi hal yang lazim pada semua kalangan masyarakat di Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia.

     Penggunaan Bahasa Indonesia dalam masyarakat kita ini terutama di Ibu Kota memang sudah lazim digunakan, namun banyak yang tidak menggunakan aturan berbahasa Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara aturan dalam Bahasa Indonesia sendiri bervariasi dalam penggunaannya. Pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik benar dalam masyarakat kita diperlukan sebagai penyetaraan dalam bersosialisasi dengan sesama rakyat Indonesia.


Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.
Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.Variasi tersebut bisa
berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk
variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot,
sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu.

beberpa Jenis ragam bahasa : Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:· Ragam bahasa undang-undang. Ragam bahasa jurnalistik· Ragam bahasa ilmiah· Ragam bahasa sastra

ragam bahasa dibedakan atas:

1.   Ragam lisanRagam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehinggasituasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.

 Ciri-ciri ragam lisan :· Memerlukan orang kedua/teman bicara;· Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;· Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.· Berlangsung cepat;· Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; 

Contoh ragam lisan yang antara lain meliputi :· Ragam bahasa cakapan· Ragam bahasa pidato· Ragam bahasa kuliah· Ragam bahasa panggung

Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar sangatlah dianjurkan

agar orang lain dapat menganggap atau bahkan tidak meremehkan kita, sebabdengan bahasa yang kita gunakan oranglain akan dapat menilai apakah seseorangtersebut orang berpendidikan dan juga sekaligus mengetahui bagaimana ciriataupun sikap dari orang tersebut .
bagi semua penerimanya, maka dari itu penggunaan tata bahasa itu sendiri haruslah
sangat diperhatikan. Dalam bidang sistem informasi itu sendiri terdapat banyak
pembahasan mengenai informasi-informasi dan tekhnik pengolahannya. Tentunnya
akan sangat dibutuhkan olah bahasa yang baik pula untuk penyampaian sistem itu sendiri.

Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

a). Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di
Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali,
Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada
posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi,
dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti
pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

b). Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari
bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur
yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo,
pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya
mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam
kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab,
dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan
atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur
dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa
baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya,
makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Bahasa baku dipakai dalam :
Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan
kuliah/pelajaran.
Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan
pejabat.
Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

Minggu, 29 September 2013

TAEKWONDO HOBI, KESENANGAN DAN PRESTASI


ESSAY:
1.       1. Pada kelas berapa saya masuk olahraga beladiri taekwondo?
Jawab : pada kelas 2 smp
2.       2. Hal yang paling berkesan dalam taekwondo?
Jawab : pada saat mengikuti kejuaraan taekwondo



Tugas softskill bahasa Indonesia jurusan system informasi kelas 3 KA 33 Universitas Gunadarma.

Awal tahun 2007 adalah awal mula masuk olahraga beladiri taekwondo yang berasal dari korea. Saya masuk taekwondo masih duduk  di kelas 2 smp. Sebelum masuk taekwondo tadinya sudah masuk pencak silat. Saya tekunin silat dari kelas 1 sampai kelas 2 smp tapi karena hanya latihan terus menerus tidak ada kejuaraan saya berhenti dan mencari beladiri lain yang lebih menantang dan seru. Akhirnya saya mencoba beladiri taekwondo.
Pertama kali menggikuti latihan taekwondo saya tidak kuat dengan latihan yang bener-bener mengguras fisik sampai badan ngdrop dan pegel-pegel. Sebulan menggikuti olahraga beladiri ini saya mendapatkan kondisi fisik lebih enak dari pada sebelumnya yang sering sakit-sakitan. Lama kelamaan semakin lama saya menyukai  olahraga ini dan mendalaminya sampai mendapatkan temen-temen dari luar daerah sekali pun…
Hal yang paling saya suka yaitu kejuaraan. Pertama kali saya turun kejuaraan rasa gerogi dan takut jadi satu karena banyak sekali yang menonton dari atas trimbun. Memikirkan bagaimana lawannya nanti apakah lebih hebat atau tidak? Setiap turun tanding selalu memikirkan pertanyaan seperti itu dalam hati dan hal hasil saya pun kalah di kejuaraan perdana saya. Maklum baru pertama kali turun dan tidak tau bagaimana peraturan kejuarannya.
                Selsai kejuaraan tersebut saya latihan terus menerus sampai hasil yang di inginkan dan di kejuaraan mendatang saya sudah siap dan tidak gerogi menghadapi lawan-lawan tanding serta dapat membawa pulang mendali. Dari sini saya mulai menyukai apa arti dari taekowondo. Yang artinya adalah semangat, pantang menyerah dan solidaritas yang tinggi.
                Alhamdulillah, sampai sekarang masih menjalankan aktifitas taekwondo walaupun sudah tidak eksis seperti masih smp dan sma dulu. Di prkuliahan waktu semakin padat dengan banyaknya tugas-tugas yang di berikan dosen-dosen tapi semua itu tidak jadi penghalang karena saya sudah seneng dengan taekwondo walau pun hanya sedikit waktu setidaknya menyempatkan diri untuk latihan agar badan tidak kaku dan mencari keringat dengan berolahraga.